Setengah 12 Malam, dan Anak itu Menjemput Ibunya.

Jam tangan saya menunjukkan pukul setengah 12 malam, saat saya menunggu gojek menjemput untuk pulang ke rumah. Saya menunggu di pinggir jalan di atas trotoar, sambil melihat pergerakan driver gojek di aplikasi dan memantau sinar lampu motor yang datang dari arah laju kendaraan.

Seketika muncul motor dengan pengemudi seorang bapak yang sudah paruh baya. Saya berusaha melihat lebih jelas untuk memastikan dengan mata saya yang masih baru bangun dari tidur lelap. Ya benar, seorang kakek berumur sekitar 60-an tahun mengendarai motor kopling tua dan memelankan kendaraannya di depan saya. Tak salah lihat, ternyata beliau juga menggendong seorang anak bayi berumur 1 tahun menggunakan gendongan bayi di depan dadanya. Saya memastikan lagi dengan mata saya sendiri, dan ternyata ada anak sekitar umur 4 – 5 tahun yang duduk di kursi belakang memegang erat pinggang kakek tua tersebut dengan kondisi yang terkantuk-kantuk.

Kakek tua ini memberikan senyumnya dan menghentikan motornya tepat di depan saya berdiri. Seketika, saya langsung memastikan apakah beliau merupakan driver gojek yang saya tunggu dengan memastikan plat nomor dan jaket yang ia gunakan. Tidak berani bertanya dan saya pun terdiam, saya meyakini beliau bukan driver saya.

Tak lama kemudian, kakek tersebut seperti menyapa orang yang datang dari arah belakang saya. Seorang ibu muda dengan pakaian kerja warna hitam bak seragam restoran muncul dari samping saya dan menyapa kakek tua tersebut dan mencium pipi anaknya yang duduk di belakang dengan sangat bahagia. Kemudian bayi yang digendong kakek tersebut seketika terbangun dari tidurnya dan kakek tersebut membuka tutupan kepala gendongan untuk melihatkan bayi tersebut yang terbangun kepada ibunya.

Ciuman, pelukan dan kebahagiaan yang saya lihat dalam waktu 10 detik di tengah malam tersebut membuat saya terpaku. Sontak, dalam sekejap saya baru memahami bahwa kakek tersebut sedang menjemput anaknya (sang ibu) yang selesai bekerja di tengah malam, dengan membawa kedua cucunya.

Saya termenung, bingung, dan haru.. Apakah yang saya lihat itu benar atau hanyalah bayangan saja. Tapi ternyata benar.. Setelahnya, kakek tersebut menyalakan motor dan berangkat hilang dari pandangan saya..

Di tengah dinginnya malam, seorang ibu yang baru selesai bekerja dijemput oleh ayahnya (sang kakek) dengan membawa kedua anak sang ibu menggunakan motor tuanya. Udara malam itu dingin, dan angin malam itu sangat menusuk ke badan kalau kita berada di atas motor. Pikirku, jika ada orang di rumahnya, tidak mungkin kedua anak tersebut dibawa sang kakek untuk menjemput ibu yang baru selesai bekerja ketika anaknya tidur di tengah malam.

Bisa jadi, yang saya lihat tadi merupakan keseharian malam keluarga tersebut. Sang kakek menjemput anaknya yang selesai bekerja di larut malam dengan membawa kedua anaknya yang masih bayi dan kecil.

Akhirnya, apa yang saya alami malam itu dalam waktu 1 menit, seperti menerima pesan dari Allah, bahwa Allah mengingatkan saya untuk meningkatkan lagi rasa syukur atas apa yang saat ini saya jalankan tanpa terkecuali.. Allah mengingatkan bahwa diluar sana setiap manusia punya jalan berjuangnya masing-masing untuk mempertahankan hidup dan menjalankan kehidupannya.

Kita tidak pernah tahu asam-garam-pahit-manis apa yang sudah dialami oleh seseorang dalam cerita kehidupannya. Tak perlu mengadu nasib dengan orang lain, karena setiap jalan kehidupan kita, sudah diatur oleh Allah Subhanallahu Ta’ala.

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.