Udara Bandung yang ber-Abu

Bandung salah satu kota metropolitan di Jawa Barat, yang merupakan kota terbesar ke-tiga di Indonesia setelah Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi) dan Gerbangkertosusila (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, Lamongan).

Yang menyenangkan dari kota Bandung itu menurut saya adalah udaranya! Ya udaranya yang sejuk dan lembab. Yaitu udara yang bikin rumah ga perlu ada ACnya, yang bikin males mandi di pagi hari bahkan ga perlu mandi dalam satu hari pun juga bisa, yang bikin neng-geulis-neng-geulis disana kulitnya jadi putih, dan yang bikin si paru-paru dan otak seger karena menghirup udara dingin dan sejuk, pun walaupun tingkat polusi udara di Bandung juga sudah cukup tinggi karena kepadatan kendaraan yang juga sudah mirip-mirip di ibukota ini.

Mobil terparkir daerah Kemuning, Prima Rasa
Asal jepret di daerah Kemuning, Prima Rasa

Menyatroni Bandung dalam situasi erupsi Gunung Kelud memang bukan pilihan yang tepat. Gunung Kelud yang baru saja meletus pada Kamis malam (13 Februari) di tengah malam Jumat tersebut benar-benar menyambung runtutan bencana di negeri ini. Baru kemarin banjir yang terjadi di bulan Desember-Januari hampir di seluruh bagian Indonesia,  terutama di Jakarta dimana banjir berkepanjangan berbarengan juga dengan letusan Gunung Sinabung di Sumatera Utara yang memakan korban tidak sedikit akibat awan panasnya.

Walaupun di Bandung hanya terkena ‘sedikit’ imbas dari abu vulkanik Gunung Kelud, tapi menghirup udara rasanya tidak sesejuk biasanya. Hawa udara pun lebih berasa panas dan berdebu. Tidak bisa saya bayangkan bagaimana dengan masyarakat di Jogjakarta, Surabaya apalagi daerah Kediri dan sekitarnya yang terkena langsung imbas dari erupsi Gunung Kelud ini. Di beberapa pemberitaan saya melihat foto-foto jalanan di sekitar kampus UGM yang sudah seperti tertutup salju abu vulkanik. Kemudian keadaan keraton Jogjakarta yang juga sudah diselimuti abu.

Masker Nexcare

Dalam keadaan seperti ini menggunakan masker sudah wajib hukumnya untuk menghindari terhirupnya partikel-partikel mikro abu vulkanik yang dapat merusak sistem pernapasan. Yang terbaik adalah menggunakan masker seperti produk Nexcare, 3M dan produk lainnya yang harus diganti setiap 6 jam sekali untuk menghindari partikel-partikel yang tersaring tersebut terhirup kembali karena kondisi udara yang sungguh tidak baik. Kalau masker ini dipakai terus-terusan dan tidak diganti, justru lebih tidak baik lagi untuk kesehatan pernapasan. Lebih baik menjaga kesehatan daripada harus mengobatinya.

Ini baru Gunung Kelud yang Allah letuskan, tapi efeknya luar biasa. Awan panas, abu vulkanik, serta gempa yang terjadi seakan-akan menggambarkan betapa mudahnya bagi Allah jika Dia sudah berkehendak. Betapa mudahnya kita semua umat manusia dilenyapkan ketika hari kiamat nanti. Semua gunung digoncangkan, dan bumi mengeluarkan isi kandungannya. Dan kita pun tidak berdaya sama sekali kecuali berserah diri kepadaNya. Sudah siapkah kita akan takdir Allah tersebut?

  1. Apabila bumi digoncangkan dengan goncangan (yang dahsyat),
  2. Dan bumi Telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya,
  3. Dan manusia bertanya: “Mengapa bumi (menjadi begini)?”,
  4. Pada hari itu bumi menceritakan beritanya,
  5. Karena Sesungguhnya Tuhanmu Telah memerintahkan (yang sedemikian itu) kepadanya.
  6. Pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam keadaan bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka[1596],
  7. Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.
  8. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.