Sore itu sekitar jam setengah 3 sore pimpinan kami mendatangi ruangan tempat biasa kami bekerja. Beliau menanyakan apakah ada diantara kami yang memiliki kabel micro USB. Baterainya low-bat dan butuh untuk segera di-charge karena pada hari itu beliau tidak membawanya. Tapi sungguh tidak beruntung, tidak ada satupun dari kami yang membawa kabel tersebut.
Kemudian pimpinan pun mengatakan, “oh ya sudah, tidak masalah. Terima kasih ya”, sembari berjalan keluar ruangan.
Salah satu dari kami, sebut saja pak S mengatakan kalau ia membawa kabel tapi ada di dalam mobil di parkiran bawah. Harus ke bawah dulu turun gedung dan mengambilnya, PR juga mungkin. Tapi tanpa pikir panjang diambilnya kabel tersebut dari parkiran bawah dan memberikannya kepada pimpinan kami. Beliau begitu berterima kasih karena akhirnya smartphonenya bisa di-charge.
Jam 4 sore pak S pamit kepada teman-teman di kantor untuk pulang ke rumah di bilangan Depok.
Sekitar jam 6 sore sebelum azan magrib ada pesan di grup Whatsapp dari Pak S yang isinya seperti ini :
S : “Siapa yang masih di kantor?”
D : “Saya masih di kantor pak. Ada apa?” Salah satu dari teman sebut saja D menjawab pesan tersebut.
S : “Apes euy, udah beli makan buat buka dan sahur, eeeee kunci rumahnya ketinggalan di kantor”.
Keluarga dan istrinya sudah pada mudik, dan pak S sendiri di rumah.
D : “Trus gimana pak?”
S : “Yah paling balik ke kantor abis taraweh”.
Lumayan jarak Depok – Tebet menggunakan mobil di hari Jumat malem kan ya?
Seketika muncul si P, salah satu teman kami juga di grup.
P : “Saya masih di Manggarai, apa mau nitip sama saya Pak?”. Si P ini adalah pengguna commuterline yang berdomisili di Bogor. Kereta dan hiruk pikuk didalamnya sudah menjadi kesehariannya
S : “Ngambilnya nanti gimana?”
P : “Nanti saya turun dulu di Stasiun Tebet, janjian sama D untuk kasih kunci ke saya. Trus saya turun di stasiun Depok untuk mengasih kuncinya ke bapak. Bapak tunggu di stasiun Depok”.
S : “Kalau bisa begitu lebih bagus, asal kamu berdua tidak keberatan bantuin saya”
P : “Ikhlas pak, apalagi bulan puasa gini mengharap ridho Allah”.
Singkat cerita sekitar pukul 7 kunci sudah berada di tangan pak S, ia menunggu dari buka puasa tadi di stasiun Depok Lama.
Hanya dengan keikhlasan meminjamkan kabel USB yang diambil dari dalam mobil untuk membantu pimpinan, Allah langsung membalas kebaikannya secara cash. Iya,, secara cash! Giliran pak S yang dibantu hanya selang beberapa jam karena kunci rumahnya ketinggalan di kantor. Dan yang membantu pun masih teman-teman dari kantor juga.
Subhanallah ya, perbuatan baik kepada orang lain itu pasti akan berpulang kepada diri sendiri juga. Terlebih di bulan Ramadhan yang penuh berkah ini, Allah menjanjikan pahala yang berlipat ganda untuk setiap amal kebaikan.
Mengutip hadits berikut :
Dari Abu Hurairah ra berkata, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa menghilangkan kesulitan seorang mu’min di dunia, maka Allah akan melepaskan kesulitannya pada hari kiamat. Barangsiapa memudahkan orang yang tengah dilanda kesulitan, maka Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat. Barangsiapa menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat. Dan Allah akan menolong hamba-Nya selama hamba itu menolong saudaranya.” (HR. Muslim)
Sesederhana cerita diatas, perbuatan baik sesungguhnya akan berbalik untuk diri kita sendiri karena Allah yang akan memberi kemudahan kepada kita. Ini juga merupakan pengingat kepada diri sendiri khususnya agar tidak pernah mikir-mikir untuk membantu orang lain. Lakukan saja!
Ayo kita berbuat baik! 🙂
Subhanallah, Allah Maha Menunjukkan Jalan ya Mas. Barang siapa yang menanam, maka dialah yang akan menuai hasilnya.
Hey there! Subhanallah banget yak. gue juga percaya akan hal itu. kebaikan dibalas kebaikan secara kontan! Subhanallah :’)