Sore kemarin di suatu bengkel di bilangan Puribeta Ciledug, duduklah seorang Ibu paruh baya berusia sekitar 30 tahun yang sedang menggendong anak bayinya. Ia duduk sambil memperhatikan sebuah motor Yamaha Vixion yang knalpotnya sedang dilepas oleh sang montir di bengkel tersebut.
Terjadi percakapan antara sang Ibu dengan sang montir yang sedang asik mempreteli knalpot:
Ibu : Mas, knalpotnya kenapa dilepas??
Montir : Wah ga tau Mba. Emangnya ga dikasitau??
Ibu : Ngga..
10 detik kemudian dateng seorang mas-mas yang membawa minuman dari warung yang kemudian minuman tersebut diberikan kepada ibu paruh baya yang menggendong anak tadi. Ternyata mas-mas tersebut adalah suami dari ibu paruh baya tersebut dan sang pemilik motor.
Ia duduk jongkok disamping motornya sambil memperhatikan sang montir memasang knalpot racing DBS yang baru dibelinya. Ia layaknya orang yang antusias memiliki knalpot baru di motor kesayangannya. Dilihat dari raut muka dan matanya, sepertinya mas-mas ini dalam kesenangan yang luar biasa.
Sedangkan disampingnya, saya melihat pemandangan sebaliknya. Ibu paruh baya tersebut raut mukanya cemberut, manyun, dan ga enak dilihat. Kalo bahasanya mungkin ‘ngambek’..
5 menit berselang knalpot DBS vixion tersebut sudah terpasang rapi dan mesin dinyalakan oleh sang montir. Kunci kontak on, elektrik stater dipencet, dan Vroouummmm.. Douddd douddd douddd douuddd, suara knalpot ngebass bulat khas DBS memecah kebisingan jalan raya. Dalam hati saya berkata, “cakep juga ya suaranya”.
Setelah mendengar suara motor tersebut, saya mengalihkan pandangan dan kembali ke motor untuk pulang ke rumah. Di tengah jalan tiba-tiba muncul pikiran-pikiran dari apa yang saya lihat barusan.
Kok bisa ya, mau ganti knalpot motor yang harganya bisa sampe 1juta-an begitu tapi belinya ga bilang-bilang sama istrinya? Dan lebih lucunya lagi kok istrinya diajak ke bengkel untuk ganti knalpot tersebut?
Hmm, masuk ke dalam pemikiran yang lebih dalam lagi.. Bukankah dalam keluarga itu harus ada komunikasi antara suami dan istri yang intensif? Terlebih ini adalah persoalan keuangan. Bukannya dalam rumah tangga yang bertugas mengatur cashflow keluarga adalah sang istri? Bukankah segala sesuatunya itu harus dibicarakan dalam keluarga? Hmm..
Karena saya belom berumah-tangga jadi belom tahu seluk beluk serunya keuangan keluarga, jadi mikirnya masih idealis banget kali ya.
Lucu dan menggelitik kalo diinget.. Terlebih raut muka Ibu tersebut ketika ditanya sama montir yang bilang, “lho emang ga dikasitau suaminya Mba?”
Moga nanti jadi suami yang selalu mengkomunikasikan segala sesuatunya kepada sang bidadari deh. hehe Amiiin..
Amin. Moga cepat dapat bidadarinya ya Gan. Salam kenal orang Bogor yg tinggal di Kalimantan. 🙂