Hej, Stockholm! #part2

Hej, Stockholm! #part2

Masih tentang pendidikan di Swedia. Jadi kalau kita daftar kuliah di Sweden, kita bisa mendaftarkan diri di 3 kampus yg dipilih. Inget sistem daftar sekolah kita dulu? Nah, kurang lebih begitu ya. Kita akan mengurutkan kampus yg kita tuju, kalau sudah diterima di kampus urutan pertama yg kita daftarkan maka otomatis urutan selanjutnya tertolak.

Lalu jalannya pendaftaran kampus dan beasiswa ini beriringan. Setelah mendaftar kampus, kita mendaftarkan beasiswanya. Jangan sampai lupa ya, kalau perlu catat deadlinenya kapan. Nanti setelah ada pengumuman diterima di kampus mana, maka akan ada prosedur lagi untuk beasiswa SI. Ada dua tahap prosesnya, yg pertama mendaftar administrasi dan tahap kedua mengisi essay yg tema-tema dan pertanyaannya sudah disediakan.

Pendaftaran kampus berlangsung sekitar akhir tahun hingga awal tahun. Sekitar Desember sampai Februari kalau nggak salah ya. Bisa dicek di website yes!

Sebetulnya yg lebih penting lagi dari semua ini adalah IELTS!! yeaaah ini dia salah satu syarat yg harus dipenuhi kalau mau mendaftar sekolah di LN.

Untuk orang-orang yg sudah bekerja seperti suamiku, IELTS ini susah-susah gampang untuk dikejar. Sadar diri kemampuan Bahasa Inggris begitu aja, artinya kita yg harus cari jalan untuk bisa upgrade kemampuan. Kalau suamiku sudah incar salah satu tempat les IELTS ternama (cieee yg waiting listnya panjang!) Di sini aku sbg istri juga ikut bantu cari informasi tempat les, tanya teman, bahkan mendatangi lembaganya langsung.

Daann setelah berhasil dapat slot kursi untuk les, selama kurang lebih 2 bulan (kurang ding), kami mengikhlaskan waktu weekend yg tadinya untuk jalan berdua jadi belajar masing2. Suami les, aku ngerjain laporan kasus. Win-win solution ya.

Kalau ada lagi yg alesan, tapi sering keluar kota. FYI, dalam seminggu suamiku sering banget dinas luar kota yg waktunya minimal 3-4 hari dan suami masih usaha untuk belajar. Sebagai pasangan di sini kita juga berperan, salah satunya aku mengumpulkan materi-materi belajarnya dan jadi reminder untuk suami.

Les doang belum selesai, finalnya ada tes ielts! Ini juga nyari informasi sendiri ya. Dan setelah semua tahap selesai lalu skor IELTS cukup baru bisa daftar sekolah. Banyak di blog-blog orang bahas ini ya.

Enak ya ada uang untuk les dan tes? Inilah yg namanya keluarga adalah teamwork. Mengatur kembali keuangan untuk memenuhi semua kebutuhan tambahan seperti les dan tes yg jumlahnya gak sedikit (tambahin dikit lagi jadi SPPku 1 semester hahaha). Ini gak akan jadi masalah selama teamwork punya kesepakatan dan keterbukaan di awal. Inget ya ini rumah tangga, suksesnya milik bersama, bukan saingan. Noted!

Sebelum dapat beasiswa SI. suamiku jg sudah mencoba peluang beasiswa lain yg syaratnya mengharuskan tes TPA segala. So, banyak waktu, tenaga, dan biaya yg dikeluarkan tapi semua itu worth it dilakukan untuk sebuah impian yg lebih besar.
.
Dari suami aku belajar untuk gigih, positive thinking, positive feeling, yakin dalam berusaha, dan pasrah. Ternyata kuncinya ada di bagian akhir yaitu pasrah setelah berusaha. 😊😇

Aku menulis cerita ini sebagai reminder juga buat diri sendiri betapa semua yg didapat saat ini adalah karena Allah cinta pada kami dan atas semua usaha yg telah dilakukan. Reminder buat diri sendiri. Gak ada yg gratis dan jatuh dari langit, semua butuh usaha. Hal itu yg kadang orang tidak tahu bahkan tidak mau tahu.

Sebagai pasangan aku merasa bahwa support dari pasangan adalah kekuatan besar yg dapat menggerakan diri ini menjadi lebih baik lagi dan lagi. So, keep support our spouse yes! Love love. 😘😘😘

 

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.