FLIGHT or FIGHT??

Sekarang adalah era teknologi dan digital dimana orang sangat menggantungkan kehidupannya dengan kedua hal tersebut. Kids zaman now sudah lebih leluasa untuk mengakses informasi melalui dunia maya. Kita dimudahkan dengan fasilitas internet dalam ponsel sehingga internet seakan menembus ruang dan waktu. Untuk pasangan yang sedang menjalani relasi jarak jauh pun sudah dimanjakan dengan beragam aplikasi video call untuk memperpendek rentang jarak dan waktu.

Coba sekarang kita semua membuka ponsel kita dan lihat ada berapa banyak aplikasi yang terpasang? Ada berapa banyak media komunikasi seperti WhatsAp*, Telegr*m, BB*, Hango*t, Skyp*, dan beragam jenis aplikasi lainnya. Lalu, sekarang coba lihat kembali di layar ponsel, ada berapa aplikasi media sosial yang terpasang di sana? Ada facebook, Instagram, path, dan lainnya.

Sekarang waktunya kita cermati baik-baik satu persatu aplikasi tersebut. Secara tidak sadar kita telah dibiasakan untuk ‘lari’ dan ‘menghindar’ dari orang-orang bahkan situasi-situasi yang kurang menguntungkan dan membuat tidak nyaman. Hampir di setiap aplikasi tersebut ada fitur yang namanya ‘Left group’, ‘End chat’, ‘Log out’, ‘Clear chat’, ’unfollow’, ‘unfriend’ dan fitur pilihan lain yang mengindikasikan cara untuk keluar sebagai pilihan.

Kalau dianalogikan, di dalam ilmu Psikologi kita diajarkan untuk menentukan pilihan sebagai cara untuk menyelesaikan masalah. Kedua pilihan itu adalah flight dan fight. Seseorang yang cenderung melakukan flight atau lari dari masalah biasanya akan selalu menghindar dan tidak pernah benar-benar menyelesaikan masalahnya. Orang-orang yang memilih untuk flight biasanya tidak pernah siap dengan segala bentuk konsekuensi dari solusi yang ada. Sementara orang yang cenderung memilih fight atau berjuang dalam menyelesaikan masalah, biasanya akan selalu berusaha dengan sungguh-sungguh untuk menemukan solusi terbaik dari setiap permasalahan. Orang-orang yang memilih untuk fight biasanya selalu siap dengan konsekuensi yang akan diterima setelahnya.

Secara tidak sadar sebetulnya kita yang hidup di era teknologi ini sudah sering melakukan flight dalam menyelesaikan permasalahan. Misalnya saja apabila kita tidak nyaman dalam berkomunikasi dengan seseorang melalui media aplikasi, kita dapat langsung menyelesaikannya dengan clear chat atau end chat. Bahkan terparahnya kita bisa saja memilih untuk block orang-orang tertentu agar akses komunikasi pun tertutup. Begitupun ketika kita berada di sebuah grup komunikasi dimana kita tidak merasa nyaman dengan bahasan-bahasan yang ada di grup itu, maka kita tidak jarang memilih untuk left group ketimbang menebalkan kuping dan hati untuk menghadapi situasi tidak nyaman itu. Betul nggak?

Tidak pernah ada yang salah apabila kita memutuskan untuk menghindari ataupun menutup komunikasi dengan orang-orang tertentu ataupun situasi tertentu. Namun, yang salah adalah apabila kita menutup semua akses dengan cara menghindarinya kemudian memilih untuk tidak berkomunikasi dengan siapapun, bahasa kerennya kita mengisolasi diri. Kalau sudah di tahap ini sih bahaya, bisa-bisa kita gak mau lagi bersosialisasi dan interaksi dengan orang lain.

Kenapa saya bilang aplikasi komunikasi sekarang secara tidak langsung membuat kita flight, karena sekarang ketika sedang emosi dan tidak nyaman kita selalu punya pilihan untuk lari tanpa penjelasan. Left. Selesai. Lalu, apakah dengan seperti itu masalah dan rasa tidak nyaman selesai? Jawabannya tidak! Mungkin kita akan merasa nyaman tapi hanya untuk sementara waktu karena sebetulnya kita tidak benar-benar menyelesaikan rasa tidak nyaman tersebut. Pernah melakukannya?

Hal terpenting yang memang harus kita jaga adalah kesehatan mental kita. Saat ini aplikasi komunikasi tersebut juga bisa menjadi sumber stress (stressor) yang membuat orang memilih untuk lari dibandingkan menghadapi dan berusaha berdamai dengan orang maupun situasi yang ada. Yah, namanya juga zaman berkembang, kitanya juga harus ikut berkembang. Tapi berkembang bukan berarti menghindar ya, sekalipun menjaga kesehatan mental, bukan berarti kita menghindari orang-orang tertentu dan situasi tertentu. Terpenting kita mampu melindungi diri dari ketidaknyamanan yang dirasakan. Be wise and be kind!

(by: megatala)

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.