Seluruh transportasi publik di kota Stockholm dikelola sebuah perusahaan yang bernama Storstockholms Lokaltrafik atau yang biasa disingkat dengan sebutan SL. Perusahaan ini dimiliki oleh Pemerintah Kota Stockholm dan bertanggung jawab untuk mengatur seluruh transportasi publik di kota ini. Tidak main-main, di kota ini seluruh jadwal bis, kereta dan kapal sangat tepat dan dapat diandalkan. Jarang ada bis ataupun kereta yang terlambat kecuali memang ada gangguan, baik itu gangguan sinyal maupun gangguan cuaca. Jadi bisa dikatakan transportasi publik disini sangat reliable dan nyaman.

Oh iya, disini jenis transportasi publik yang dikelola oleh SL sangat bervariasi, mulai dari Buss (Bis), Pendeltåg (Commuter Rail), Tunnelbana (Metro Rapid Transit/MRT), Tram, Lokalbanan (Kereta Lokal), dan Båt (Ferry).

Buss

Mungkin sekarang dibandingkan dengan Transjakarta, sudah sebelas-duabelas bentuk bisnya. Tapi kalau jadwal dan ketepatan waktu masih jauh, karena disini kemacetan itu jarang sekali, sehingga jadwal bis bisa sangat tepat. Seluruh armada bis disini hanya ada 4 merk. Yaitu SCANIA, Volvo, Mercedes Benz dan MAN. Jenisnya ada yang bis gandeng, ada yang bis biasa. Ada yang dilengkapi gratis wifi ada yang tidak. Pintu masuk di depan, dan pintu keluar di belakang dan di tengah. Kalau naik bis, mereka tidak menerima uang cash baik kertas maupun koin, jadi hanya bisa menggunakan kartu SL atau tiket ad hoc yang dibeli melalui aplikasi SL di smartphone. Tinggal di tap di bagian depan bus dan ketika turun kita tidak perlu mengetap kartu lagi. Yang unik, kalau kita bawa stroller beserta anak bayi dalam stroller, kita tidak perlu mengetap kartu ketika masuk, jadi langsung masuk dari pintu tengah.

Pendeltåg (Commuter Rail)

Kalau ini seperti KRL Commuter Line nya KAI di Jakarta, akan tetapi lebih besar, lebih nyaman, dan lebih cepat. Komposisi kursinya 3-2 berhadapan sendiri-sendiri. Kereta ini menghubungkan wilayah Stockholm County paling selatan (Gnesta dan Nynashamn) dengan bagian utara (Marsta dan Arlanda Airport). Kalau di peta di gambar atas, Pendeltag ini jalurnya yang berwarna pink. Kereta ini juga menjadi kereta penghubung antara Stockholm dan kota Uppsala. Kereta ini sangat diandalkan oleh orang-orang yang tinggal di urban area stockholm, seperti Sodertalje, Upplandsvasby, Tullinge, Marsta, Alvsjo dan sekitarnya. Jarak stasiun antara satu dengan lainnya cukup jauh, karena jangkauan kereta ini juga cukup jauh.

Tunnelbana (MRT)

Nah kalau yang satu ini adalah subway (kereta bawah tanah, bukan subway restaurant lho). Ini adalah kereta di pusat kota Stockholm. Sangat cepat, sangat reliable, hampir tiap 5-10 menit ada di hari kerja dan menjangkau seluruh sudut kota Stockholm. Komposisi kursinya 2-2, dan cukup nyaman. Tidak enaknya kalau naik subway adalah tidak bisa melihat apa-apa karena di dalam tanah. Nah di peta di atas, jalur MRT ada 3 warna, yaitu Green Line, Red Line dan Blue Line. Jalur yang paling padat adalah Red Line karena pusat perkantoran dan menuju 2 universitas terbesar di kota Stockholm (KTH dan Stockholm University).

Tram

Jalur tram ini adalah yang warna oranye. Kereta kecil ini biasanya menghubungkan antara stasiun-stasiun Pendeltag dengan stasiun Tunnelbanna. Tram ini biasanya digunakan untuk kesuatu daerah kecil tertentu. Karena Stockholm itu kota yang berkepulauan, jadi untuk menjangkau ke wilayah-wilayah tertentu menggunakan kereta tertentu pula. Selain Tvärbanan, yang jenisnya seperti Tram ini adalah Lidingöbanan (Tram ke daerah Lidingö) dan Nockebybanan (Tram ke daerah Nockeby). Kenapa disebut Tram, karena kereta ini juga berjalan di jalan raya berbarengan dengan bis dan mobil.

Lokalbanan (Kereta Lokal)

Nah ada lagi namanya lokalbanan. Ini kereta seperti KRL di jakarta bentuknya, dan menjangkau daerah khusus juga. Ada 2 jenis yaitu Saltsjöbanan (nomor 25,26) dan Roslagbanan (nomor 27, 28, 29). Saya belum pernah naik kedua kereta ini, tapi kereta ini banyak diandalkan untuk menuju ke daerah Timur Laut kota Stockholm.

Båt (Ferry)

Nah yang paling menarik ada kapal. Jadi bukan hanya kendaraan darat, SL juga mengelola kendaraan antar pulau. Stockholm merupakan kota yang berpulau sehingga dari satu daerah ke daerah lain dapat ditempuh dengan menggunakan kapal. Tapi sepertinya untuk kapal ini lebih ditujukan untuk turis dan refreshing! Yang enaknya, kita tidak perlu mengeluarkan uang lagi untuk naik ke kapal ini. Pelabuhan untuk naiknya pun sangat banyak, mulai dari Frihamnen, Djurgarden, Nacka, Skogshen, Sodermalm dan masi banyak lagi. Kalau lagi ingin menikmati lautan, tinggal naik kapal ini tanpa bayar lagi dan bisa menikmati angin laut sambil bersantai.

Disini karena semua transportasi sudah terintegrasi antara satu dengan lainnya, sehingga tiketnya pun dihitungnya berdasarkan waktu. Berikut harga tiket SL per tulisan ini dibuat (25 November 2017).
*1SEK = +-Rp 1.600

• Single tiket (berlaku selama 75 menit):  43SEK (dewasa) , 29SEK (student/senior/youth)
• 24hr tiket (berlaku selama 24 jam): 120SEK (dewasa), 80SEK (student/senior/youth)
• 72hr tiket (berlaku selama 72 jam): 240SEK (dewasa), 160SEK (student/senior/youth)
• 7 day tiket (berlaku selama 7 hari): 315SEK (dewasa), 210SEK (student/senior/youth)
• 30 day tiket (berlaku selama 30 hari): 830SEK (dewasa), 550SEK (student/senior/youth)

Nah enaknya, dengan skema tiket berdasarkan waktu ini kita bisa keliling kemanapun tanpa harus beli tiket lagi. Dan kalau hanya di sekitaran kota Stockholm pun, jarak dari satu tempat ke tempat lainnya sangat dekat, terutama di pusat kota dan pusat turis ataupun perbelanjaan.  Ini bisa menguntungkan juga untuk turis yang hanya berjelajah selama 1 hari, atau 3 hari, jadi seluruh kota bisa dijelajahi tanpa harus keluar banyak uang. Karena taksi itu disini saya pikir tidak berguna, kecuali sedang urgent, butuh kenyamanan, dan males jalan kaki. Nah kalau saya menggunakan tiket bulanan, karena pasti lebih hemat dan lebih praktis.

Walaupun sudah rapi dan tersistemasi seperti ini, tapi beberapa kadang masih ada saja masyarakat yang nakal. Seperti misalnya, naik bis dari pintu belakang jadi tidak bayar. Ada beberapa supir yang tegas dalam menangani penumpang seperti itu, yaitu memanggil yang belum bayar ataupun tidak akan jalan sebelum penumpang tersebut ke depan ataupun turun. Kalau kereta, mereka masuk ke gate stasiun dengan mengintil orang yang mengetap, jadi sebelum gatenya ditutup dia ikut masuk dengan menjaga gate agar tidak tertutup.

Nah di akhir tulisan ini, saya mau berdoa, semoga moda transportasi publik di Indonesia, khususnya di kota besar dan padat bisa diandalkan, baik dari segi waktu tempuh, kenyamanan dan KEAMANANnya.

Semoga bermanfaat. 🙂