Guru yang selalu dan tetap sehat!

Pagi tadi walaupun cuaca sedikit mendung dan jalanan masih basah karena hujan semalaman yang tak kunjung henti, tidak mengurungkan niat saya untuk tetap gerakkin badan yang uda kaku kaya robocop di Car Free Day Sudirman. Bertepatan dengan event AXA Mandiri hidup sehat di dekat Istora Senayan, sepertinya area Senayan menjadi padat hari ini. Untungnya event ini tidak mengganggu aktivitas orang-orang yang akan menikmati olahraga pagi.

Sampai di tkp, ganti sepatu, cussss langsung jalan kaki menuju bundaran HI. Nah, baru berjalan sekitar 300m dari pintu keluar Hotel Sultan, di sekitaran jembatan Semanggi saya melihat 2 orang yang ternyata sedang berpapasan secara tidak sengaja. Berfikir sejenak seraya mengingat-ingat, ternyata mereka adalah 2 guru saya ketika di SMAN 8 Jakarta! Ibu Yustrida Maisa yang biasa di panggil ‘Bu Yus’ dan Bapak Bambang Bintoro atau akrab dengan ‘Pak Bin’.

Bu Yus, seorang guru biologi di SMAN 8 Jakarta yang sudah banyak menjebloskan siswa-siswa luar biasa ke ajang olimpiade internasional biologi. Guru yang paling gaul, paling update, dan paling ekspressif! Masih muda dan beliau adalah salah satu runner-teacher, yang pernah saya miliki dan temui. Beliau aktif di Indo Runners, salah satu komunitas penggemar lari terbesar di Indonesia. Hobinya lari, mulai dari lari 5K, 10K, sampai lari marathon! Beliau juga pernah di interview oleh media Jakarta Globe. Nah, salah satu yang paling saya kenang dan sukai dari Bu Yus ini adalah ketika mengajar di kelas XII dahulu, beliau selalu mengajar layaknya seorang dosen. Murid dituntut aktif dan harus mencari sumber ilmu jauh lebih banyak dari apa yang hanya ada di dalam buku pegangan. Cara mengajar nya pun fun dan mengasyikkan. Di tengah kerasnya standar nilai kala itu, beberapa kali memang biologi menjadi mata pelajaran ‘langganan’ remedial ketika era Tes Blok. Untungnya setelah remedial, nilai biologi saya lulus! Uhuy!

Pak Bintoro, akrab dipanggil pak Bin. Masih muda juga seperti bu Yus dan tetap bugar. Ciri khas beliau adalah suaranya yang ngebass. Beliau mengajar mata pelajaran TIK (Teknologi Informasi dan Komputer) ketika masa saya, dan sampai sekarang. Dulu bertemu dan tatap muka dengan beliau biasanya di lab komputer. Di jaman saya dulu, beliau adalah pembina subsie Teksound, sub-seksie di 8 tempat berkumpulnya para penyenang teknologi dan soundsystem mulai dari komputer, elektronik, audio, otomotif, dan aerodinamika. Satu hal yang saya ingat dari beliau adalah metode mengajar yang step by step dan jelas, karena ketika jaman tersebut yang kami pelajari adalah office dan sekitaran multimedia seperti photoshop yang menuntut panduan buat kita-kita yang gaptek dahulu kala. Ada juga programming VB tapi keknya cuma kulitnya aja. Mungkin beliau menjadi salah satu motivasi saya mengapa saya hingga sekarang ini bergelut dan terjun di dunia IT.

Yang pasti, wajah mereka dari dulu sampai sekarang tetap sama. Tetap sehat, bugar, senyumnya tetap sama. Tidak tampak penuaan yang berarti, dan tubuh mereka tetap fit dan segar. Subhanallah, disamping kelelahan mengajar seorang guru dalam kesehariannya, Allah memberikan kesehatan dan kebugaran kepada para pahlawan tanpa tanda jasa ini.

Pertemuan ini mengingatkan saya akan jasa seorang guru. Terima kasih Bu Yus, Pak Bin, dan guru-guru hebat yang pernah ada dalam hidup saya. Tetap sehat dan tetap semangat dalam mengajar anak-anak Indonesia!

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.